Ketua Pusat Unggulan Pariwasata (Pupar) Unud Dr. Ir. Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc mengemukakan selama enam bulan terakhir sudah menghadirkan ahli-ahli pariwisata luar negeri selaku guest lecture atau dosen tamu ke Unud. Kedatangan dosen tamu tersebut diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pergaulan para peneliti Pupar dalam level internasional. “Peneliti yang terlibat dalam mengelola pusat unggulan dibidang kepariwisataan harus memiliki wawasan yang bagus tentang kepariwisataan, mereka harus mampu menganalisis fenomena pariwisata secara komfrehensif dan mendalam. Dosen tamu ini salah satu upaya mempertajam kompetensi peneliti pariwisata, sehingga dapat membedah isu-isu kepariwisataan dengan pisau analisis yang tepat,” Tegas Agung Suryawan disela-sela persiapan Monev PUI-PUPAR di Denpasar Selasa (20/8) lalu.
Dr. Agung Suryawan menjelaskan rangkaian kuliah tamu atau berbagi pengalaman peneliti international ke Pupar Unud, diawali dengan kedatangan Dr. Naori Miyazawa peneliti Nagoya University, Jepang pada 1 mei 2019. Dr. Naori yang tertarik mendiskusikan subak dan pariwisata memaparkan sudut pandangnya dari pengelolaan subak sebagai atraksi pariwisata. Selanjutnya, pada 8 Mei 2019 giliran Prof. Noel Scott dari Griffith University, Australia memaparkan makalahnya yang berjudul “tourism branding”. Disusul Dr. Chris Bottrill dari Capilano University, Kanada pada 16 Mei 2019 hadir di Unud dengan telaah mendalam soal “Human Capital Development in the Asia Pacific: Education Needs for 21st Century Learners and Sustainability Challenges for Tourist.
Sementara itu dua peneliti berkewarganegaraan Prancis juga berbagi pengetahuan dan pengalaman. Guru besar Universite Brigtane Sud, Perancis Prof. Christine Petr mempresentasikan makalah berjudul “Why tourism is not beloved?” pada 29 Juli 2019. Diikuti, Dr. Christine Cabasset dari lembaga penelitian Prancis yang lingkup kerjanya di Asia Tenggara dengan kantor pusat di bangku memaparkanisu kepariwisataan berjudul “Tourism and Environmental Risks: Newways of Tourism Planning,” Pada 15 Agustus 2019. Dr. Agung Suryawan menjelaskan para akademisi dan pelaku pariwisata di Bali cukup antusias bertukar pikiran dengan ahli-ahli pariwisata yang dihadirkan tersebut. (Sar)