Activities

Di sela-sela kesibukan mempersiapkan Monitoring dan Evaluasi (Monev) dari Kemristek Dikti, Pusat Unggulan Institusi – Pusat Unggulan Pariwisata (PUI-PUPAR) Unud kedatangan tamu dari Mae Fah Luang University Thailand. Rombongan tersebut berjumlah 7 orang dan dipimpin Dr. Apisom Intrawalan dari School of Managemen, Mae Fah Luang University. Dr. Apisom menjelaskan kedatangannya ke Pupar ingin mendapatkan informasi berkaitan situasi kepariwisataan Bali, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali dan tantangannya.

Ketua Pupar Dr. Agung Suryawan menyambut baik kunjungan tersebut yang dapat memperat tali persahabatan antar bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Dr. Agung Suryawan pun menjelaskan beberapa waktu lalu mendamping rombongan mahasiswa Magister Pariwisata studi banding ke Thailand yang persis sama dengan kehadiran rombongan dari Univ Mae Fah Luang. “Kehadiran Bapak/Ibu nampaknya sebagai kunjungan balasan kami ke Thailand beberapa waktu lalu,” ujar Dr. Agung Suryawan disambut gelak tawa peserta pertemuan yang hadir.

Selanjutnya, Dr. Agung Suryawan menjawab pertanyaan yang disampaikan masing akademisi Thailand itu. Diantaranya, Bali sebagai destinasi pariwisata pariwisata internasional terkemuka di Indonesia pada tahun 2018 dikunjungi sekitar 14 juta wisatawan dengan rincian 6,5 Juta wisatawan internasional dan 8 jutaan orang wisatawan nusantara. Dijelaskan, lama tinggal wisatawan sekitar 9 hari untuk wisatawan asal Eropa, Amerika dan Australia sedangkan lama tinggal wisatawan Asia seperti Malaysia, Philipina, China. Wisatawan nusantara, jelas Dr. Agung Suryawan juga menghabiskan waktu liburan sekitar 4 atau 5 hari.  Ditambahkan, peran sektor pariwisata sudah menjadi bagian penting dari perekonomian Bali karena Bali hanya memiliki sumber daya budaya yang dikemas dengan brandi “pariwisata budaya”. “Tantangannya sangat banyak mulai dari penyiapan kualitas SDM, ketenagakerjaan, polusi, sampah plastik, dan yang lainnya. Sejumlah masalah sudah ditangani dan dicarikan solusi bertahap oleh pemerintah dan didukung partisipasi masyarakat, sebagian lain masih belum ditemukan resep yang pas untuk menanganinya,” paparnya diplomatis. (Sar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment