Tim peneliti Pusat Unggulan Pariwisata Unud mendapat kepercayaan penuh dari Pemerintah Kabupaten Merauke, Provinsi Papua menjadi konsultan/tenaga ahli.
Penunjukkan tim ahli itu berkaitan dengan penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Pantai Lampu Satu. Enam peneliti Pupar Unud terlibat aktif membantu penyusunan master plan tersebut antara lai n Dr. Ir. Agung Suryawan, M.Sc.; Dr. Ida Bagus Gde Pujaastawa, MA; I Nyoman Ariana, SST.Par., M.Par; I Made Sarjana, SP., M.Sc; dan Agus Muriawan Putra, SST.Par., M.Par. Tim peneliti menggali data melalui observasi lokasi, wawancara mendalam hingga FGD pada Selasa (29/10) – Minggu (3/11). Tim menjelajah Pantai Lampu Satu yang terletak di Kelurahan Samkai dan Kampung Buti, Kecamatan Merauke. Sekretaris Pupar Unud Nyoman Ariana, M.Par yang bertindak selaku ketua rombongan pada kegiatan tersebut menjelaskan Pantai Lampu Satu ibaratnya mutiara yang masih terpendam. “Kawasan Lampu Satu memiliki potensi besar untuk dijadikan daya tarik wisata, baik potensi alam, budaya maupun buatan mendukung dijadikan tempat rekreasi berkualitas,” ujar Nyoman Ariana. Dipaparkan, sunset atau atraksi matahari tenggelam menjadi daya tarik utama kawasan pesisir laut Arafura tersebut.
Hanya saja, Nyoman Ariana mengakui tantangannya sangat kompleks dalam menyulap kawasan yang masih “tradisional” menjadi menarik dikunjungi. Kendati menjadi salah satu tempat bagi masyarakat Merauke untuk melepas penat, namun kualitas kebersihan lingkungannya masih jauh dari harapan. Sampah plastik bertebaran, perkampungan yang tidak teratur, belum adanya fasilitas pariwisata memadai, serta rusaknya hutan bakau. Kepala Kampung Buti Junaidi Sarendo Gebze mengakui Pantai Lampu Satu diwilayahnya belum layak dikunjungi. “Saya sangat berharap kehadiran tim peneliti dari Bali dapat memberikan solusi untuk mengatasi berbagai masalah yang ada di Lampu Satu,” kata tokoh masyarakat Suku Marind tersebut. (*)