Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Kepala Bagian Hukum IGA Putu Sumarpatni, SH., M.Si. dan Kepala Dinas Pariwisata I Gede Sukanada, AP, SH.,M.Si berkunjung ke Pusat Unggulan Pariwisata (PUPAR) Unud, Kamis (5/3). Kedatangan perwakilan Pemkab Tabanan ini meminta bantuan PUPAR Unud untuk melakukan kajian akademis terkait penyusunan payung hukum kerjasama pengelolaan daya tarik wisata (DTW) di Kabupaten Tabanan. Rombongan Pemkab Tabanan tersebut diterima Sekretaris Pupar Nyoman Ariana, STTPar., M.Par.

Kabag Hukum IGA Putu Sumarpatni menjelaskan Pemkab Tabanan memproritaskan pengembangan DTW untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan masyarakat sekitar DTW. DTW di Kabupaten Tabanan, lanjutnya, ada diwilayah administratif terkecil yakni desa baik desa dinas maupun desa adat. Oleh karena itu pengelolaan DTW harus dikerjasamakan antara Pemkab Tabanan dan masyarakat. “Selama ini dibentuk Badan Pengelola (BP) disejumlah DTW, dan melibatkan pejabat dan ASN didalamnya. Berdasarkan aturan terbaru, keterlibatan pejabat atau ASN sudah dievaluasi sehingga perlu kajian akademis untuk menyusun format kerjasama pengelolaan DTW dan regulasinya,” tegasnya

Kadis Pariwisata Tabanan I Gede Sukanada, M.Si menjelaskan di Kabupaten Tabanan saat ini terdapat 25 DTW yang dijadikan andalan memikat wisatawan untuk berkunjung ke “lumbung beras”Bali tersebut. “Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Tabanan rohnya pada pemanfaatan budaya pertanian/agraris sebagai asset utama, sehingga konsep nyegara-gunung dalam pengembangan DTW menjadi strateginya,” tegas mantan camat Kerambitan tersebut. Sukanada menjelaskan konsep nyegara-gunung yang dimaksud Kabupaten Tabanan mengoptimalisasi potensi pariwisata dipesisir pantai seperti Tanah Lot, Pantai Soka dan yang lainnya, ditengah ada pengembangan museum subak dan desa-desa wisata, sedangkan dihulu (gunung) DTW Ulun Danu Beratan, dan Jatiluwih yang dikembangkan. Sementara itu Kasi DTW Diparda Pemkab Tabanan I Ketut Muliarta, SST.Par menambahkan saat ini ada tiga DTW yang berkontirbusi nyata terhadap PAD Kabupaten Tabanan yakni DTW Tanah Lot, Ulun Danu Beratan dan Jatiluwih. Ketut Muliarta berharap hasil kajian PUPAR nantinya dapat mendorong tumbuhnya DTW berkualitas di Tabanan baik yang mengedepankan potensi wisaa alam, budaya maupun buatan. Nyoman Ariana, M.Par menyambut baik keinginan Pemkab Tabanan untuk melakukan kajian menyeluruh terkait pengembangan DTW. Dosen Fakultas Pariwisata ini berharap hasil kajiannya nanti bisa bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pengelolaan DTW di kawasan tersebut. Ariana menambahkan kerja sama Pemkab Tabanan dengan masyarakat untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas DTW di Kabupaten Tabanan menjadi langkah tepat dalam mengimplementasikan pariwisata berkelanjutan ataupun penerapan konsep-konsep community based tourism. Dia berharap DTW dapat dibangun merata baik di bagian Selatan, Timur, Utara maupun Barat wilayah Tabanan, sehingga terjadi pemerataan pembangunan di kawasan tersebut. Pertemuan itu menyepakati jalinan komunikasi yang lebih intensif tentang bentuk kerjasama dan volume perkerjaan yang akan dilaksanakan tahun anggaran 2020 dan seterusnya. (*)
