Pusat Unggulan Pariwisata Universitas Udayana (PUPAR Unud) menampilkan sejumlah inovasi dalam pagelaran Bakti Inovasi Unud 2020. Inovasi-inovasi yang diciptakan para peneliti PUPAR dengan optimalisasi sumber daya lokal yang ada di lokasi tempat pengembangannya. Inovasi yang dipamerkan dalam tiga kategori meliputi produk kajian kebijakan, produk disain pembangunan kawasan pariwisata, dan produk penunjang pariwisata.
Hal itu dipaparkan Ketua PUPAR Unud Dr. Agung Suryawan Wiranatha saat menerima kunjungan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Prof. Dr. Bambang Brodjonegoro di stand PUPAR seusai membuka kegiatan Bakti Inovasi Unud 2020 di Auditorium Widya Sabha Kampus Bukit Jimbaran, Rabu (23/12/2020).
Dr. Agung Suryawan menguraikan fungsi dan peran PUPAR dihadapan Menteri Bambang sebagai institusi yang diharapakan mampu mendorong percepatan pembangunan sektor pariwisata di Indonesia. Mengingat banyaknya potensi pariwisata dan luasnya wilayah yang harus ditangani, para peneliti PUPAR dihadapkan pada tantangan tidak ringan yakni mampu menghasilkan inovasi-inovasi kepariwisataan dengan tingkat keunikan dan ontentitas yang tinggi di masing-masing daerah. “Kemampuan peneliiti dalam menggali potensi-potensi lokal baik potensi alam, budaya, dan kreativitas manusia menjadi kunci kami mengembangkan inovasi kepariwisataan di masing-masih wilayah tempat kami bekerja,” tegas Dr. Agung Suryawan. Ditambahkan, hingga saat ini Pupar sudah bekerja di sejumlah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia dan peneliti pupar mampu berkontribusi untuk mengkatalisasi percepatan pembangunan tersebut.
Dr. Agung Suryawan menjelaskan PUPAR membantu pemerintah daerah dalam merumuskan peraturan daerah dan kebijakan terkait pariwisata. Beberapa diantaranya adalah: (1) Rancangan Pengelolaan Daya Tarik Wisata Tanah Lot, oleh Prof. Nyoman Darma Putra, dkk.; (2) Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah Kab. Ende, oleh Dr. Agung Suryawan Wiranatha, dkk.; dan (3) Rancangan Perda Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Kota Denpasar, oleh Dr. Agung Suryawan, dkk.
PUPAR juga berkontribusi dalam mendorong pengembangan pariwisata di wilayah terluar Indonesia, melalui pembuatan disain pembangunan kawasan pariwisata, diantaranya: (1) Disain Kawasan Pariwisata Kab. Mahakam Hulu oleh Dr. Ida Bagus Pujaastawa, dkk.; (2) Disain Kawasan Pariwisata Kab. Maluku Tenggara oleh Dr. Agung Suryawan Wiranatha, dkk.; dan (3) Disain Kawasan Pariwisata Lampu Satu, Kab. Merauke oleh Dr. Agung Suryawan Wiranatha, dkk.
PUPAR, kata dosen Fakultas Teknologi Pertanian Unud itu, bekerjasama dan ikut membina produksi berapa produk, diantaranya: (1) Hand sanitizer lidah buaya, (2) Sabun cair lidah buaya dan (3) Imun booster drink produksi Kelompok Belajar Usaha Garuda; (4) Body scrub aroma cendana (untuk Spa) produksi Bumdes Lumbung Selemadeg Barat, dan (5) Body lotion aroma cendana (untuk Spa) produksi Bumdes Bunga Mekar Nusa Penida; (6) Teh olah Kelor dan Teh Daun Temen, serta Kopi Biji Alpukt yang diproduksi oleh Agus Muput Production.
Sementara itu, Menteri Bambang menanggapi positif penjelasan Ketua PUPAR Dr. Agung Suryawan.
“Ini hal yang bagus sekali. Perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan riset saja namun dapat melahirkan inovasi-inovasi yang dapat digunakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi upaya Universitas Udayana dalam membangun komunitas riset untuk melahirkan Inovasi,” Ujar Menteri Bambang.
Menteri Bambang mengharapkan penguasaan teknologi dapat terus dikembangkan, sehingga perguruan tinggi dapat makin berkontribusi menciptakan inovasi, tidak hanya untuk mengatasi COVID-19 namun juga dalam sektor-sektor lain yang dapat menjadi solusi permasalahan bangsa. Harapannya, ekosistem riset dan inovasi yang terbangun juga dapat berkontribusi dalam diversifikasi ekonomi Bali pada beberapa sektor seperti pengolahan pangan, pengembangan obat-obatan terstandar, dan industri kreatif.
Bakti Inovasi Universitas Udayana merupakan penanda kebangkitan kinerja inovasi dengan memamerkan hasil kinerja dari para peneliti dan inventor Universitas Udayana. Tercatat lebih dari 40 hasil kinerja inovasi yang dipamerkan, beberapa di antaranya lahir di tengah masa pandemi Covid-19.
Rektor Universitas Udayana Prof. A.A Raka Sudewi mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan tantangan sekaligus peluang bagi peneliti Universitas Udayana untuk mendedikasikan keilmuannya bagi masyarakat. Beberapa peneliti telah menghasilkan berbagai karya inovasi guna mencegah dan mengendalikan pandemi Covid-19. Beberapa bagian lainnya telah diserap dunia industri serta dikembangkan sebagai produk komersial yang empatik, dan beberapa bagian lagi masih dalam bentuk purwarupa untuk uji klinis dan uji pasar yang menjadi fase riset lanjutan di tahun yang akan datang. Inovasi yang dipamerkan antara lain prototipe vaksin Covid-19 (Protovak MRNA-QUART COVID-19), kit deteksi antibodi terhadap Covid-19 (Covidek ELISA-AB), kit deteksi virus Covid-19 dengan target antibodi (Covidek ELISA-Virus Covid-19), Protovak Covid-19 Anjing dan Kucing, minuman botanikal herbal (Soc Tea), Arak Hand Sanitizer (Bio HS), Robot Assitance Udayana (RATNA), SmartDrone penyemprot desinfektan Covid-19, dan lainnya.
“Pandemi yang sedang berlangsung ini memberikan pesan bahwa Universitas Udayana segera harus mengukuhkan diri sebagai kampus inovasi. Perguruan tinggi di Indonesia termasuk Unud perlu membuat lompatan besar dalam proses inovasi dan segera menampilkan diri sebagai kampus inovasi dalam rangka memenangkan peluang kemandirian dan daya saing bangsa,” ucap Prof. Raka Sudewi.
Universitas Udayana menyadari, untuk menjadi kampus inovasi dituntut produktif menghasilkan ide-ide baru yang diwujudkan dalam bentuk inovasi. Oleh karena itu, Universitas Udayana melakukan sejumlah upaya untuk mendorong para peneliti menghasilkan inovasi dengan mengembangkan produk, proses produksi, serta meningkatkan nilai ekonomi suatu produk. Nilai ekonomi inilah yang kemudian berperan besar untuk memperkuat posisi dan daya saing bangsa dalam ekonomi global. Selain itu, lahirnya inovasi mendorong kemandirian suatu bangsa yang tercermin melalui devisa negara, penciptaan lapangan kerja, pengolahan sumber bahan baku alam menjadi barang jadi dengan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi.
Melalui Bhakti Inovasi Universitas Udayana 2020, Prof. Raka Sudewi berharap, ke depan akan semakin banyak inovasi yang lahir dari para peneliti Universitas Udayana dalam rangka mewujudkan kampus inovasi.