Pusat Unggulan Iptek Pusat Unggulan Pariwisata Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PUI PUPAR LPPM) Universitas Udayana dikunjungi rombongan pejabat dan peneliti LPPM Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, Senin (7/11). Rombongan UB dipimpin langsung Wakil Rektor V UB Dr. Ir. Bambang Susilo, M.Sc. Agr diterima Ketua LPPM Unud Prof. Dr. Drh. I Nyoman Suarsana, M.Si. dan Ketua PUPAR Ir. AAP Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc. Ph.D di Gedung Rektorat Unud, Kampus Bukit Jimbaran.
Dr. Bambang Susilo menegaskan kunjungannya ke Unud untuk bertukar pengalaman terkait pengelolaan PUI, sehingga UB dan Unud memiliki kesamaan persepsi dalam mengelola PUI. Ditegaskan PUPAR memang sangat tepat berdiri di Unud mengingat Bali yang merupakan destinasi pariwisata internasional. “Pariwisata adalah keunggulan Bali, jadi kami perlu berlajar ke PUPAR Unud terkait pengembangan dan pengelolaan pariwisata,” ungkap Dr. Bambang Susilo. Ditambahkan, UB sebagai PTN dengan jumlah mahasiswa terbesar di Indonesia saat ini memiliki dua PUI yakni PUI Atsiri dan PUI Porang.
Ketua LPPM Unud Prof. Nyoman Suarsana mengakui PUPAR sebagai lembaga dibawah LPPM yang sangat produktif dalam menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Keberhasilan PUPAR, lanjut Gurubersa Kedokteran Hewan itu, menginspirasi Unud untuk membuka PUI dengan karakter kearifanlokal yang kuat yakni PUI Subak dan PUI Lontar. “PUPAR yang bertindak selaku bapak angkatnya nanti,” tegas Prof. Nyoman Suarsana.
Sementara itu, Ketua PUPAR Agung Suryawan Ph.D menjelaskan sejarah panjang berdirinya PUPAR yang diawali dengan terbentuknya Pusat Penelitian Kebudayaan dan Pariwisata Unud tahun 1997/1998, selanjutnya bertrasformasi menjadi Konsorsium Riset Pariwisata Tahun 2014, dan PUPAR terbentuk pada 2018/2019. Sejarah panjang tersebut memudahkan PUPAR dalam bergerak menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik di level internasional, nasional, provinsi maupun kabupaten. “PUPAR bagian dari Global Sustainable Tourism Council atau GSTC, sehingga PUPAR sudah dikenal di level internasional,” tegas Agung Suryawan, Ph.D. Dijelaskan, saat ini PUPAR diperkuat 50 peneliti dari lintas disiplin ilmu yang berhomebase dari berbagai fakultas di Unud. Hal ini menjadi keunggulan komparatif dalam melakukan kajian kepariwisataan karena pendekatannya multidisiplin sehingga analisisnya lebih mendalam dan komprehensif.
Agung Suryawan Ph.D menuturkan PUPAR sudah berpartisipasi disejumlah provinsi dan kabupaten di Indonesia dalam upaya membantu pemerintah setempat membangun pariwisata. PUPAR membantu penyusunan masterplan di Pantai Lampu Satu (Papua), Pulau Kei (Maluku Tenggara), Kabupaten Kaimana (Papua Barat), Kabupaten Mahakam Ulu (Kalimantan Timur). Daerah lain, lanjutnya, yang sempat menjadi lokus kajian pariwisata PUPAR seperti Toba (Sumut), Borobudur (Jateng), dan Labuan Bajo, NTT serta yang lainnya. Ditambahkan, visi dan misi PUPAR ditujukan untuk meningkat kualitas kajian akademis bidang pariwisata, merancang pengembangan pariwisata dalam berbagai aspek yakni destinasi pariwisata, pemasaran, industri dan kelembagaan/tata kelola. “Layanan yang kami sediakan adalah riset berbagai hal tentang pariwisata, terkait pengembangan pariwisata daerah /destinasi studi kelayakan, masterplan, DED, DPPT, Amdal. Penyusunan naskah akademis pembuatan peraturan daerah, penyusunan RIPPARDA kabupaten kota dan provinsi. Kami siap mendamping pihak pemerintah,” tegasnya. Pertemuan peneliti UB dan Unud dilanjutkan dengan diskusi yang hangat dan kekeluargaan.(*)