Pusat Unggulan Ipteks – Perguruan Tinggi (PUI-PT) Pariwisata, yang dikenal dengan Pusat Unggulan Pariwisata Universitas Udayana (Pupar Unud) telah bersepakat dengan PUI-PT Disruptive Learning Innovation Universitas Negeri Malang (DLI UNM) untuk berkolaborasi memperkuat pemanfaatan teknologi digital untuk kegiatan usaha pariwisata di Indonesia.
Kolaborasi dua PUI bidang sosial humaniora ini dimaksudkan untuk membantu UMKM kepariwisataan agar mampu bersaing secara regional dan global pada masa pemulihan pariwisata mendatang. Pembicaraan tersebut berlangsung antara Ketua Pupar Unud Dr. Agung Suryawan Wiranatha dan Ketua DLI UMN Dr. Eng. Muhammad Ashar di Kantor Pupar, Lt. 2 Gedung LPPM Unud, Kampus Bukit Jimbaran pada Selasa (28/9). Dr. Muhammad Ashar bersama sekretaris DLI UMN Yudi Tri Harsono, M.A. dan peneliti senior Budi Wibowotomo, Ph.D melaksanakan studi banding ke Pupar dalam rangka menyamakan persepsi terkait pengelolaan PUI bidang sosial humaniora agar eksistensinya dapat berkelanjutan dan berkontribusi optimal terhadap pembangunan di Indonesia. Sementara itu, Ketua Pupar Unud Dr. Agung Suryawan menerima rombongan asal Kota Malang, Jatim tersebut didampingi dua peneliti yaitu Dr. IGA Oka Suryawardani, Ph.D dan I Made Sarjana, M.Sc.
Menurut Dr. Agung Suryawan lembaga yang dipimpinnya memang sedang mencari partner untuk menggairahkan kembali bisnis pariwisata Bali melalui aktivitas pemasaran digital khususnya bagi usaha pariwisata berbasis masyarakat. “Selama ini pengelola usaha pariwisata di Bali sudah memanfaatkan teknologi digital dalam memasarkan produk dan jasanya yang ditawarkan. Melalui kerjasama Pupar dan DLI diharapkan pemanfaatan teknologi digital lebih luas terutama bagi pengelolaan UMKM Pariwisata sehingga para calon wisatawan mendapat informasi tentang daya tarik dan aktivitas wisata yang disediakan UMKM,” tegas akademisi yang lebih dari dua dasa warsa berkecimpung di sektor pariwisata. Ditambahkan, Pupar dan DLI merintis pengembangan platform digital untuk memfasilitasi pemasaran UMKM seperti homestay dan wisata kuliner. Lebih jauh, Dr. Agung Suryawan berharap kerjasama ini bisa segera direalisasikan.
Dr. Muhammad Ashar menyatakan kerjasama yang digagas tersebut sangat menarik. Pihak DLI, katanya, akan membangun platformnya dan Pupar Unud berperan dalam menyiapkan data-data terkini dari UMKM sehingga konten pemasaran nantinya diperbaharui secara real time atau dalam periode tertentu. “Kolaborasi ini nantinya dapat dijadikan salah satu kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) selain berkontribusi untuk dunia usaha juga dapat memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa dan diakui SKS-nya,” tegas dia. Ditambahkan, kunjungan rombongan DLI ke Provinsi Bali selain berbagi pengalaman dalam penelitian dan pengabdian masyarakat dengan Pupar juga melakukan sosialisasi produk unggulan DLI. “Kami mengeluarkan sejumlah produk berbasis aplikasi e-learning yang sudah diaplikasikan oleh 30 UMKM. Tiga produk berbasis aplikasi yang diunggulkan yakni produk makanan, produk ekspor dan pemanfatan IT dalam budidaya pertanian,” tegasnya. Platform digital produk makanan, jelasnya, dibangun untuk mengurangi sampah makanan oleh pengusaha kuliner. Dicontohkan, jika sebuah warung makan memproduksi 100 porsi makanan tertentu, namun yang laku baru 60 porsi maka ada sisa 40 porsi. Pengelola warung makan harus tersertifikat dan memberikan jaminan bahwa produknya itu bertahan 24 jam, sehingga 40 porsi makanan itu dapat dijual di aplikasi dengan potongan harga khusus. “Setelah 24 jam produk tersebut akan hilang dari aplikasi. Jadi aplikasi ini selain membantu pedagang, sekaligus menjamin keamanan pangan bagi pelanggan,” pungkasnya.
Dr. Agung Suryawan menceritakan berbagai produk unggulan Pupar Unud berupa perencanaan pembangunan pariwisata di sejumlah provinsi di Indonesia. Pengalaman panjang para peneliti Pupar dari berbagai disiplin ilmu menjadi modal dasar dalam membangun kepercayaan para pemangku kepentingan. “Selain membangun jaringan nasional dan internasional, Pupar juga memberikan jaminan bahwa pekerjaan yang percayakan pengguna (pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi, maupun perusahaan) terselesaikan dengan kualitas yang bagus,” ucapnya. Dijelaskan, Pupar Unud sudah bekerja sama merencanakan pembangunan kepariwisataan di kabupaten/kota di sejumlah provinsi seperti Bali, Maluku Tenggara, NTT, Kalimantan Timur, Sumatra Utara, Jawa Tengah, maupun Papua. (sar)