
Pusat Unggulan Iptek-Pusat Unggulan Pariwisata (PUI-Pupar) Universitas Udayana-Dinas Pariwisata (Disparda) Kabupaten Badung sepakat kerja sama dalam analisis penguatan promosi pariwisata. Kesepakatan tersebut dicapai dalam pertemuan di Kantor Pupar Unud, Kampus Unud Jln. PB Sudirman Denpasar, Kamis (9/1/2020). Rombongan Disparda dipimpin Kepala Seksi (Kasi) Analisa Pasar Pariwisata Ni Kadek Ari Armaeni, S.S. didampingi Kasi Informasi Luh Putu Ratnawati, SH., M.Si, I Wayan Sukarya (Seksi Analisa Pasar Pariwisata) serta Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Badung Made Sulasa Jaya. Semantara itu, rombongan Pupar Unud yang hadir Dr. Agung Suryawan Wiranatha (Ketua), Nyoman Ariana, SST.Par., M.Par (Sekretaris), serta Dr. IB Gde Pujaastawa, Dr. Ketut Sardiana dan I Made Sarjana, M.Sc.

Ari Armaeni menjelaskan kunjungannya ke Pupar untuk berdiskusi terkait permasalahan pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Badung. Banyak opini berkembang, lanjutnya, kunjungan wisatawan ke Badung namun tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). “Fenomena semacam ini tentu para peneliti Pupar dapat memberi penjelasan yang rasional berdasarkan analisis ilmiah,” tuturnya. Permasalahan lain, kata Ani Armaeni, terkait penyelenggaraan promosi Pemkab Badung ke luar negeri yang dalam pelaksanaanya kurang optimal karena tujuan yang berubah-ubah, pesan promosi tidak sesuai sasaran serta pelaku wisata yang diajak berpromosi kadang tidak pas. Dia berharap Pupar Unud mampu memberikan gambaran jika melakukan promosi ke kawasan Eropa, Cina, Australia atau kawasan lainnya pelaku industri pariwisata bidang apa saja yang tepat untuk berpromosi ke masing-masing kawasan tersebut.

Dr. Agung Suryawan menyambut baik kehadiran Diparda Badung ke Pupar Unud. “ Pupar Unud memiliki banyak tenaga ahli pariwisata dari berbagai latar belakang keilmuan, silahkan manfaatkan keahlian mereka untuk mencari solusi terkait permasalahan pembangunan pariwisata di Kabupaten Badung.” Tegasnya. Ditambahkan, Pupar Unud selama ini bekerjasama sangat baik dengan Pemprov Bali, Diparda Kota Denpasar, dan sejumlah daerah luar Bali seperti Maluku Tenggara, Merauke (Papua), serta Ende (NTT). Dijelaskan, respon masing-masing daerah terhadap kinerja Pupar sangat baik terbukti ada kerjasama yang berkesinambungan.


Dr. Agung Suryawan menjelaskan bahwa dalam menerapkan strategi pemasaran yang tepat harus didahului dengan analisis pasar wisata. Analisis pasar dapat dilakukan dalam aspek geografis, demografi, psikografis serta opini terhadap DTW. Selanjutnya,kata Agung Suryawan, diformulasikan strategi pemasarannya dengan melibatkan stakeholder pariwisata. Kabupaten Badung, jelasnya, sangat beruntung karena banyak wisatawan nusantara menginap di Kuta dan Legian dalam beberapa tahun belakangan. “Pasar wisnus juga harus digarap serius, wisnus memilih Kuta atau Legian karena akses ke pantai lebih gampang,” tuturnya. Pemahaman terhadap karakter wisatawan sangat penting dalam menyusun kebijakan pembangunan pariwisata. Jika ingin membidik pasar mancanegara maka penyediaan akomodasi hotel dan restoran menjadi penting karena mereka mementingkan kenyamanan dan cita rasa makanan. Wisatawan wisnus, lanjutnya, lebih mementingkan wisata belanja sehingga pengembangan toko souvenir atau pusat oleh-oleh. Wisnus biasanya mengeluarkan biaya minimal (misalnya Rp. 1,5 Juta) untuk perjalanan wisatanya, namun berbelanjanya bisa mencapai Rp. 3-5 Juta. Diskusi yang hangat dalam suasana kekeluargaan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk melakukan kajian terkait penguatan promosi pariwisata Kabupaten Badung. (*)