Pemerintah Kabupaten Merauke, Provinsi Papua mempercayai Pusat Unggulan Iptek-Pusat Unggulan Pariwisata (PUI Pupar) Unud dalam penyusunan master plan kawasan Pantai Lampu Satu. Setelah bekerja marathon dalam kwartal akhir 2019, tim penyusun master plan Lampu Satu pun menuntaskan laporannya. Pupar Unud pun menyodorkan MATA untuk pengembangan Pariwisata Pantai Lampu Satu.
Ketua Pupar Unud sekaligus ketua tim penyusun master plan Dr. Agung Suryawan Wiranatha menyatakan apresiasi tinggi kepada tim penyusun yang sudah mencurahkan waktu dan kemampuan untuk menganalisis secara mendalam dan komprehensip potensi Pantai Lampu Satu sehingga Pupar dengan bangga menyampaikan laporan akhir tersebut ke Pemkab Merauke. “Permintaan penyusunan master plan ini menjadi tantangan buat Pupar, karena Pantai Lampu Satu diharapkan jadi icon wisata ternama dan berkualitas di pintu masuk sisi Timur NKRI,” tegasnya.
Diakuinya, master plan Pantai Lampu Satu memang bukan master plan pertama disusun karena Pupar punya pengalaman menyusun dokumen yang sama di Maluku Tenggara. Namun demikian, Dr. Agung Suryawan tetap saja mengaku degdegan apakah kepercayaan Pemkab Merauke dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Ketegangan itu mengingat waktu yang dialokasikan relatif singkat, dan informasi yang dimiliki juga terbatas. Oleh karenanya, Agung Suryawan sangat senang ketika tim mampu menyelesaikan laporan baik dokumen berupa buku laporan dan video tepat waktu. Adapun tim penyusun Master Plan Lampu Satu yang solid dan telah bekerja keras menuntaskan laporan tersebut meliputi: Ir. AAP Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., P.hD (ketua), Nyoman Ariana, SST.Par.,M.Par (Sekretaris), Dr. Ida Bagus Gde Pujaastawa, MA (Peneliti Bidang Antropologi), I Made Sarjana, SP., M.Sc (Peneliti Pariwisata dan Lingkungan/Sosiologi), Agus Muriawan Putra, SST.Par., M.Par (Peneliti Manajemen Pariwisata/pegiat CBT). Tim dibantu tenaga ahli arsitektu I Wayah Wahyu Raditya, ST., Tenaga Ahli Peta I Nengah Edi Suarnata, S.P. dan Tenaga Ahli Desain Grafis I Gusti Bagus Arya Yudiastina, S.TP.
Nyoman Ariana, M.Par menjelaskan secara rinci ide pengembangan pariwisata Pantai Lampu Satu yang berpijak pada kearifan lokal masyarakat setempat. “Pantai Lampu Satu akan dikembangkan sebagai DTW berkualitas menjadikan budaya masyarakat asli Merauke yakni Suku Marind sebagai dasar atau inti pengembangannya. Dalam bahasa Marind ditemukan kata Amai yang artinya abadi, mulia, indah dan sebagai. Kita berharap wisata Lampu Satu menjadi kebanggaan warga suku Marind,” paparnya.
Di Pantai Lampu Satu dengan daya tarik utama suasana pantai menyongsong matahari terbenam (sunset) ada hutan bakau dan areal tidak produktif sekitar 50 Ha. Tim penyusun master plan, kata Nyoman Ariana, sepakat menawarkan ide pengembangan tersebut menjadi kawasan DTW MATA yang kependekan dari Marind Amai Tourism Area. Dalam Kawasan DTW MATA ini ada empat kluster DTW yang dikembangkan untuk membidik pangsa pasar wisata berbeda meliputi Marind Amai Modern (daya tarik wisata buatan seperti kolam renang, wisata tirta, wisata MICE dll), DTW Marind Amai Community/MACOM (wisata ekonomi kreatif seperti kuliner, ATV, wisata berkuda dll), DTW Marind Amai Ecotourism/MAECO (kegiatan ekowisata hutan bakau dan wisata edukasi tambak udang), dan DTW Marind Amai Ethic/MAET yang menjadi pusat revitalisasi dan pengembangan budaya Suku Marind. Didalam MAET rencananya dibangun tempat pementasan budaya, rumah adat, tempat suci suku marind dan yang lainnya. “Master plan ini akan mulai dieksekusi Pemkab Merauke tahun 2020 ini dengan pembangunan stage/panggung pementasan budaya, dananya sudah disetujui pemerintah pusat,” tuturnya.
Nyoman Ariana mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota tim yang bekerja keras, Pemerintah Kabupaten Merauke terutama Kepala Bappeda dan staf yang telah memberi kepercayaan, tokoh masyarakat adat Suku Marind dan stakeholder pariwisata di Kabupaten Merauke yang telah sabar memberikan data dan kritik konstrukti. “ Satu lagi saya sampaikan apresiasi kepada kreativitas mahasiswa FTP Unud I Putu Andriana Sastrawan yang telah mendesain logo branding MATA, hasil kreativitasnya telah menyempurnakan laporan kami,” tuturnya. Nyoman Ariana menegaskan soliditas tim penyusun master plan Pantai Lampu Satu juga terilhami dari slogan masyarakat suku Marind yakni “Izakon Bekai, Izakod Kai” yang artinya satu hati satu tujuan. (*)